Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengertian Evaluasi Pembelajaran, Tujuan dan Pelaksanaannya

Pengertian

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. 

Pengertian dan tahapan Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran

Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang sebenarnya. Ujian atau tes hanyalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk menjalankan proses evaluasi. 

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 yang menyatakan bahwa “evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan”.

Sehingga kedudukan evaluasi pendidikan mencakup semua komponen, proses pelaksanaan dan produk pendidikan secara total, dan di dalamnya setidaknya terakomodir tiga konsep, yakni: memberikan pertimbangan (judgement), nilai (value), dan arti (worth). 

Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Tujuan evaluasi pembelajaran menurut Nana Sudjana dalam bukunya, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (2017), adalah:

  1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya
  2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan
  3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya
  4. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Penerapan Evaluasi dalam Pembelajaran

Dalam ruang lingkup yang paling sempit, salah satu contoh evaluasi pembelajaran adalah tes. Dalam Kurikulum Merdeka, contoh evaluasi pembelajaran yang dapat dikategorikan sebagai tes adalah sumatif

Zainal Arifin dalam bukunya “Evaluasi Pembelajaran (2017)”, menyebutkan bahwa salah satu fungsi evaluasi pembelajaran adalah sumatif. Tes sumatif memang dapat menunjukkan kemajuan atau hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Selain itu, tes sumatif berfungsi memberikan bahan laporan kepada berbagai pihak, khususnya kepada orang tua siswa. Tes sumatif juga sebagai salah satu factor yang menetukan dalam kenaikan kelas.

Pelaksanaan Evaluasi dalam Pembelajaran

Sedemikian pentingnya evaluasi pembelajaran, maka kita harus menyiapkan tahapan evaluasi dari hasil belajar peserta didik dengan sebaik-baiknya. 

Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Skema Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan Success Case Method (SCM) yang dirumuskan oleh Robert O. Brinkerhoff pada tahun 2003. SCM dirancang sedemikian rupa sehingga metode evaluasi ini dapat dilakukan dengan cepat dan praktis. Lima langkah atau tahapan evaluasi pembelajaran berdasarkan SCM, yaitu:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan atau persiapan ini, guru harus terlebih dahulu mengetahui tujuan pembelajaran dan bagaimana pembelajaran tersebut berdampak bagi peserta didik. Pada tahapan evaluasi pembelajaran ini, guru harus menyesuaikan antara tujuan evaluasi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

2. Periksa KKTP

Untuk mengetahui seberapa berhasilnya (success) pembelajaran, periksa kembali Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). Pembelajaran dikatakan berhasil ketika peserta didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Poin-poin penting yang perlu diperhatikan pada tahapan evaluasi pembelajaran ini antara lain rumusan indikator ketercapaian tujuan pembelajaran, tentukan instrumen evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator ketercapaian serta  gunakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, seperti deskripsi, rubrik, maupun inverval nilai atau skala.

3. Pembuktian

Salah satu contoh evaluasi pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya adalah tes sumatif. Namun sebenarnya guru bisa menggunakan penilaian sumatif atau formatif. Apapun itu, instrumen evaluasi pembelajaran yang dipilih semestinya dapat membantu guru mengetahui apakah pembelajaran sudah berhasil atau belum, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.

4. Analisis Hasil Evaluasi

Sasaran evaluasi pembelajaran sejatinya adalah proses pembelajaran itu sendiri. Dari sebuah teknik evaluasi pembelajaran yang diterapkan, entah itu diskusi kelas, tes lisan, tes tulis, atau yang lain, guru memang bisa merumuskan hasil belajar peserta didik. Namun dari teknik evaluasi pembelajaran yang sama, guru juga bisa mengetahui bahwa ternyata media pembelajaran yang digunakan kurang efektif, misalnya. Bahkan analisis yang mendalam atas hasil evaluasi pembelajaran dapat memberi guru konsepsi mengapa satu siswa berhasil, sedangkan siswa lainnya gagal dalam proses belajar.

5. Konklusi dan Rekomendasi

Berdasarkan analisis hasil evaluasi, guru tiba pada kesimpulan. Bila media pembelajaran yang kurang tepat, misalnya, guru dapat menggantinya dengan media yang lain. Bila ada perbedaan capaian pembelajaran yang signifikan antara satu siswa dengan siswa yang lain, mungkin guru dapat mencoba strategi pembelajaran yang baru. Pada pokoknya, tahap evaluasi pembelajaran yang terakhir ini fokus pada proses perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.

Baca juga : Apersepsi dan Refleksi

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Pengertian Evaluasi Pembelajaran, Tujuan dan Pelaksanaannya"